Mulai di tahun 2011 setiap tanggal 13 Oktober kampanye hari tanpa bra atau No Bra Day diperingati di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Ramai di media sosial, hashtag #NoBraDay ini sebenarnya dilakukan dengan tujuan kepedulian terhadap para pejuang kanker payudara. Sayangnya, hashtag ini malah jadi ajang lucu-lucuan para kaum muda di media sosial.
Faktanya, yang terjadi justru segelintir saja yang benar-benar memahami makna di balik hashtag tersebut. Sebagian besar lainnya justru menjadikan kampanye ini sebagai ajang lucu-lucuan.
Tak sedikit juga bermunculan meme-meme yang erat dengan gambar pornoaksi terkait hashtag #NoBraDay ini. Seperti di Instagram, saat dituliskan hashtag #NoBraDay, kebanyakan yang muncul justru jauh dari pesan kepedulian terhadap kanker payudara. Yang ada justru gambar-gambar yang sarat dengan hal-hal berbau porno.
Reaksi negatif dan mengarah pada lelucon ini mengundang 'protes' dari berbagai kalangan, salah satunya dari seorang blogger sekaligus pejuang kanker payudara, Leisha Davison-Yasol. Wanita yang tinggal di New York ini menuliskan dalam blognya, bahwa peringatan No Bra Day sama sekali tidak bermakna positif bagi para pejuang kanker payudara.
"Apakah kamu bercanda? Bagaimana mungkin hari di mana wanita diperbolehkan berbagi foto mereka tanpa bra bisa mendukung wanita lain yang berjuang dengan kanker, atau wanita lain yang sudah meninggal karena kanker tersebut?," tulis Davison-Yasol.
Menurutnya, menyaksikan berbagai jenis unggahan terkait #NoBraDay di media sosial, justru sama sekali tak membuatnya terbantu. Dibandingkan dengan mengampanyekan hal tersebut, dalam tulisannya Davison-Yasol merasa akan jauh lebih baik jika para wanita mau peduli dengan kesehatan payudaranya sendiri dan saling mengingatkan dengan pentingnya cek rutin ke dokter.
0 comments:
Post a Comment